Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tak Perlu untuk Suudhon pada Sesama Makhluk Allah

Pernah suatu waktu di masa lalu, ketika aku duduk di kelas dan mempelajari materi-materi yang telah disampaikan oleh pengajar di tempat aku menuntut ilmu bersama teman-teman lainnya, kami saling berbagi pengetahuan. Namun, seorang teman itu datang dan memotong pembicaraanku, masuk ke dalam pembicaraan kami dan menjelaskan semuanya. Yah memang aku berterima kasih atas penjelasannya yang bagus dan lebih baik dariku, namun hal tersebut membuat konsentrasiku buyar karena apa yang dijelaskannya adalah bukan yang sedang aku pelajari. Tapi, Aku hanya diam..
Tak Perlu untuk Suudhon pada Sesama Makhluk Allah
Sumber: Pixabay
Ketika proses belajar mengajar berlangsung, ia terus menerus menyambung apa yang dikatakan oleh pengajar, seakan mulutnya tak bisa berhenti dan diam. Setiap manusia memang memiliki cara yang berbeda-beda dalam belajar, namun setidaknya aku berharap ada sedikit toleransi untuk tidak nyatek-nyatek dengan apa yang dikatakan pengajar saat penyampaian materi, karena tidak semua orang bisa mengerti jika terdengar dua suara yang mengajarkan.
Tak perlu untuk suudhon memang, karena mungkin saja maksudnya baik. Kita tidak pernah tahu apa yang ada dan tersimpan di dalam benak hati seseorang. Hanya saja jika ada hal yang mengganggu diri kita baiknya dibicarakan dan katakan saja baik-baik. Jika dipendam hal tersebut secara tidak langsung akan menyakiti hati dan berbuah menjadi suudhon.
Namun jika kita sudah menyampaikan apa yang ingin kita katakan, tapi tidak digubris sama sekali dan malah menjadi-jadi, ya biarkan sajalah. Yang jelas tidak perlu untuk berpikiran negatif dan menumpuk-numpukkan perasaan berburuk sangka. Karena berburuk sangka tidak hanya merusak hati dan qalbu kita, juga memakan amalan-amalan baik kita.
Misalnya jika kita meminta sesuatu dari orang lain, namun tidak diberikan, janganlah menganggap dan berprasangka bahwa orang tersebut jahat, pelit, dan tidak mau menolong kita. Pasti ada alasan tertentu yang membuatnya tidak ingin menolong kita. Berpikir positiflah.
Dalam Q.S Al Hujuraat ayat 12 Allah SWT berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.
Semoga kita senantiasa dapat mengontrol hati dan qalbu untuk tidak memiliki penyakit hati seperti suudhon. Kita sesama makhluk Allah di muka bumi ini bertujuan yang sama, yaitu mencari bekal di kehidupan akhirat kelak yang abadi. Jadi tidak perlu untuk berburuk sangka sesama makhluk ciptaan Allah.
Cut Intan Evtia Nurina
Cut Intan Evtia Nurina Masya Allah Tabarakallah, Pray and Fight for your Dreams

2 comments for "Tak Perlu untuk Suudhon pada Sesama Makhluk Allah"

Peraturan Berkomentar

- Diharapkan menggunakan kata-kata yang santun, baik, dan sopan.
- Berkomentarlah sesuai dengan topik (relevan).
- Dilarang keras komentar yang mengandung SARA, pornografi, kekerasan, dan pelecehan.
- Komentar dengan link promo akan masuk spam.

Terima kasih.